berita69.org, Jakarta- Gunung Semeru mengalami erupsi, pada 19 November 2025 pukul 14.13 WIB, Masyarakat baik diminta untuk tidak melakukan berbagai aktivitas di sektor tenggara di sepanjang Sungai Besuk Kobokan, Lumajang, sejauh 20 km dari puncak.
Lalu apa saja fakta-fakta dari erupsi Gunung Semeru 19 November 2025?
Simak daftar berikut.
Kenaikan Status
Advertisement
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan, Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana Geologi, Badan Geologi Kementerian Energi fosil dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan tingkat aktivitas gunung api Semeru ke level IV (AWAS), terhitung mulai tanggal 19 November 2025 pukul 17:00 WIB.
"Bahwa pada Rabu, 19 November 2025 pukul 14.13 WIB, telah terjadi erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur.
Erupsi berupa awan panas dengan jarak luncur tidak diketahui dikarenakan visual Gunung Semeru tertutup kabut.
Awan panas yang terjadi merupakan awan panas yang berlangsung secara beruntun, bukan kejadian tunggal.
Awan panas masih berlangsung dengan amplitude maksimum 37 mm hingga laporan ini dibuat" kata Wafid, Kamis (20/11/2025).
Aktivitas Gunung Semeru tersebut, menurut Wafid memperlihatkan bahwa aktivitas erupsi dan guguran lava masih terjadi, namun secara visual jarang teramati karena terkendala dengan kondisi cuaca.Aktivitas Kegempaan
Dalam periode ini jumah gempa yang terekam menunjukkan bahwa aktivitas kegempaan di Gunung Semeru masih tinggi, terutama gempa Letusan, Guguran dan Harmonik.
Terjadi peningkatan kejadian Gempa Guguran dan berkorelasi dengan pengamatan visual, yang teramati bahwa kejadian guguran lava pijar semakin intensif terjadi ke arah Sungai Besuk Kobokan", jelas Wafid.
Menurut Wafid, gempa-gempa yang terekam mengindikasikan masih adanya suplai dari bawah permukaan Gunung Semeru bersamaan dengan pelepasan material ke permukaan melalui letusan dan hembusan.
"Nilai variasi kecepatan relatif menunjukkan pola penurunan, sejak pertengahan Oktober 2025 mengindikasikan adanya peningkatan tekanan di dekat permukaan tubuh gunung api.
Pemantauan deformasi pada periode ini menunjukkan pola relatif stabil, mengindikasikan tidak adanya peningkatan tekanan dari bagian dalam tubuh gunung api," papar Wafid.
