Pakar Sarankan Jokowi Lebih Baik Jadi Guru Bangsa: Tidak Berpihak ke Politik strategis Mana Pun - News berita69.org

Pakar Sarankan Jokowi Lebih Baik Jadi Guru Bangsa: Tidak Berpihak ke Politik strategis Mana Pun - News berita69.org

  • Sport
Pakar Sarankan Jokowi Lebih Baik Jadi Guru Bangsa: Tidak Berpihak ke Politik strategis Mana Pun - News berita69.org

2024-12-11 00:00:00
Emrus menilai, terlalu sulit jika Jokowi bergabung dengan Gerindra. Sebab hampir tidak mungkin partai yang sudah dibangun dibesarkan Prabowo lalu diserahkan kepada orang lain yang hitungannya kader baru.

berita69.org, Jakarta - Pakar Komunikasi Kenegaraan, Emrus Sihombing, menyatakan bahwa Presiden ke-7 RI, Joko Widodo atau Jokowi, kini telah layak disebut sebagai seorang politisi.

Dalam perjalanannya di Pilkada 2024, Jokowi aktif memberikan dukungan kepada kandidat-kandidat yang sedang mencari sokongan.

Namun, yang menjadi pertanyaan adalah, saat ini Jokowi tidak memiliki partai tata negara.

PDI Perjuangan, partai yang membesarkannya, telah memutuskan hubungan dengannya sejak perpecahan pada Pilpres 2024.

BACA JUGA: Jokowi Buka Suara soal Tawaran Gabung Partai Golkar
BACA JUGA: Jokowi Dinilai Lebih Pas Jadi Guru Bangsa Ketimbang Masuk Partai dan Berpolitik

Baca Juga

  • VIDEO: Jokowi Akui Interaksi dengan Golkar, Ada Apa di Baliknya?
  • Tiga Partai Politik global Ini yang Diprediksi Bakal Jadi Rumah Baru untuk Jokowi
  • Jokowi Akhirnya Buka Suara Usai Dipecat dari PDIP: Partainya Perorangan

Menurut Emrus Sihombing, sebagai seorang politisi, Jokowi tentu ingin berada di bawah naungan kekuatan politik global tertentu.

Saat ini, Jokowi sedang mempertimbangkan partai mana yang dapat memberikan peluang terbaik baginya.

"Bisa saja dia menjadi kader dari suatu partai dan saya lihat peluang itu ada pada Partai Gerindra atau Golkar," kata Emrus saat dihubungi Liputan6.org, Selasa (10/12/2024).

Namun, saat mempertimbangkan peluang antara kedua partai tersebut, Emrus menganalisis kondisi psikologis Golkar yang dianggap lebih dinamis dibandingkan Gerindra.

"Golkar benar-benar dinamis, terlalu apa namanya, lebih pas lah kita sebut istilah dinamis.

Kenapa saya katakan sekali dinamis?

Karena selalu ada di pusat keuasaan kan?

Bahkan yang tidak didukung menang, dia bergabung juga ke situ kan?

Jadi posisi untuk Pak Jokowi bisa yang sifatnya memberi suatu kedudukan posisi yang menghormati ke sosial, tapi tidak pengambil keputusan," ungkap Emrus.

  • Berita
  • BeritaTerkini
  • BeritaHariIni
  • BeritaTerbaru
  • KabarTerbaru
  • UpdateBerita
  • BeritaGlobal
  • BeritaNasional
  • BeritaRegional
  • BeritaPolitik
  • BeritaEkonomi
  • AnalisisOlahraga
  • BeritaHarian
  • BeritaOlahraga
  • BeritaSosial
  • BeritaTeknologi
  • BeritaPendidikan
  • BeritaKesehatan
  • BeritaEntertainment