berita69.org, Jakarta Tragedi besar melanda dunia penerbangan Korea Selatan pada Minggu, 29 Desember 2024, ketika pesawat Jeju Air Boeing 737-800 mengalami kecelakaan fatal di Bandara Internasional Muan.
Kecelakaan ini menewaskan 179 orang, menjadikannya salah satu insiden paling mematikan dalam sejarah penerbangan wilayah hukum tersebut.
Hanya dua orang, yang merupakan awak pesawat, berhasil selamat dari tragedi ini.
CEO Jeju Air, Kim E-Bae, segera mengambil tindakan dengan menyampaikan permintaan maaf secara publik.
Dalam konferensi pers di Seoul, ia bersama jajaran petinggi perusahaan membungkukkan badan sebagai simbol duka dan penyesalan.
"Pertama, saya menyampaikan permohonan maaf kepada semua orang yang telah menghargai Jeju Air.
Di atas segalanya, saya ingin menyampaikan permintaan maaf dan belasungkawa yang tulus kepada mereka yang kehilangan nyawa dalam kecelakaan tersebut dan keluarga mereka," ucap Kim E-Bae.
Baca Juga
- Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korea Selatan yang Tewaskan 179 Orang Akibat Tabrak Burung?
- 179 Penumpang Jeju Air Dinyatakan Meninggal Dunia, Dua Kru Pesawat Berhasil Selamat
- Saham Jeju Air Tersungkur Setelah Kecelakaan Pesawat di Bandara Muan Korea Selatan
Kecelakaan ini menjadi sorotan dunia, tidak hanya karena besarnya jumlah korban, tetapi juga akibat pertanyaan yang muncul tentang motivasi insiden.
Investigasi intensif tengah dilakukan oleh pihak berwenang, termasuk analisis kotak hitam yang telah ditemukan.
Advertisement